Rabu, 17 April 2019

MONUMEN JENDRAL SUDIRMAN KARANGLEWAS PURWOKERTO

Monumen yang terletak di pinggir Sungai Logawa Kecamatan Karanglewas, kurang lebih 4 km dari kota Purwokerto ini dibangun untuk mengenang perjuangan Jenderal Soedirman di Kabupaten Banyumas, khususnya Purwokerto. Berkat keahlian strategi dan kepandaian dalam bernegosiasi dengan penjajah Jepang maka pengambilalihan kekuasanan dari penjajah Jepang kepada para pejuang di Kabupaten Banyumas berjalan tanpa pertumpahan darah. Peristiwa tersebut terjadi pada tanggal 15 Oktober 1945 bertempat di Markas Komando Kesatuan Pertahanan Jawa Tengah di Magelang.


Kiprah perjuangan Soedirman di Kabupaten Banyumas sudah dimulai sejak pemerintah mulai merintis terbentuknya ketentaraan negara di Republik Indonesia yang baru berdiri. Pada tanggal 1 s.d 3 September 1945 para bekas perwira PETA, Heiho, Seinendan, KNIL di Kabupaten Banyumas bertemu untuk membicarakan perihal pembentukan Badan Keamanan Rakyat ( BKR ) Banyumas. Pertemuan tersebut diadakan di gedung Yosodarmo di jalan Yosodarmo Purwokerto, dan dipimpin langsung oleh Soedirman.


Setelah BKR terbentuk dan Soedirman terpilih sebagai pimpinan umumnya, mereka bermarkas di gedung Landraat yang terletak di sebelah timur alun-alun Purwokerto.Belum lama setelah BKR Kabupaten Banyumas terbentuk , pada tanggal 5 Oktober 1945 Pemerintah Pusat mengeluarkan Dekrit tentang pembentukan Tentara Keamanan Rakyat ( TKR ) , maka para anggota BKR pun mentransformasikan diri menjadi anggota TKR dengan nama kesatuan yang baru yaitu Divisi V TKR dengan komandan Kolonel Soedirman.


Setelah lulus dari Wirotomo, Soedirman belajar selama satu tahun di Kweekschool(sekolah guru) yang dikelola oleh Muhammadiyah di Surakarta, tetapi berhenti karena kekurangan biaya.Pada 1936, ia kembali ke Cilacap untuk mengajar di sebuah sekolah dasar Muhammadiyah, setelah dilatih oleh guru-gurunya di Wirotomo. Pada tahun yang sama, Soedirman menikahi Alfiah, mantan teman sekolahnya dan putri seorang pengusaha batik kaya bernama Raden Sastroatmojo.Setelah menikah, Soedirman tinggal di rumah mertuanya di Cilacap agar ia bisa menabung untuk membangun rumah sendiri.[24] Pasangan ini kemudian dikaruniai tiga orang putra; Ahmad Tidarwono, Muhammad Teguh Bambang Tjahjadi, dan Taufik Effendi, serta empat orang putri; Didi Praptiastuti, Didi Sutjiati, Didi Pudjiati, dan Titi Wahjuti Satyaningrum.



Sebagai guru, Soedirman mengajarkan murid-muridnya pelajaran moral dengan menggunakan contoh dari kehidupan para rasul dan kisah wayang tradisional. Salah seorang muridnya menyatakan bahwa Soedirman adalah guru yang adil dan sabar yang akan mencampurkan humor dan nasionalisme dalam pelajarannya; hal ini membuatnya populer di kalangan muridnya. Meskipun bergaji kecil, Soedirman tetap mengajar dengan giat. Akibatnya, dalam beberapa tahun Soedirman diangkat menjadi kepala sekolah meskipun tidak memiliki ijazah guru.Sebagai hasilnya, gaji bulanannya meningkat empat kali lipat dari tiga gulden menjadi dua belas setengah gulden. Sebagai kepala sekolah, Soedirman mengerjakan berbagai tugas-tugas administrasi, termasuk mencari jalan tengah di antara guru yang berseteru. Seorang rekan kerjanya mengisahkan bahwa Soedirman adalah seorang pemimpin yang moderat dan demokratis.Ia juga aktif dalam kegiatan penggalangan dana, baik untuk kepentingan pembangunan sekolah ataupun untuk pembangunan lainnya.


Selama waktu-waktu ini, Soedirman juga terus bergiat sebagai anggota Kelompok Pemuda Muhammadiyah. Dalam kelompok ini, ia dikenal sebagai negosiator dan mediator yang lugas, berupaya untuk memecahkan masalah antar para anggota; ia juga berdakwah di masjid setempat. Soedirman terpilih sebagai Ketua Kelompok Pemuda Muhammadiyah Kecamatan Banyumas pada akhir 1937. Selama menjabat, ia memfasilitasi seluruh kegiatan dan pendidikan para anggota, baik dalam bidang agama ataupun sekuler. Ia kemudian mengikuti seluruh kegiatan Kelompok Pemuda di Jawa Tengah dan menghabiskan sebagian besar waktu luangnya dengan melakukan perjalanan dan berdakwah, dengan penekanan pada kesadaran diri. Alfiah juga aktif dalam kegiatan kelompok putri Muhammadiyah Nasyiatul Aisyiyah.



Sumber Berita : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Banyumas.